Senin, 10 Desember 2012

walk, as a season

kubiarkan air hujan menerpa wajah,
ini siklus semesta, sudahlah
rapatkan saja kancing depan jaketmu,
bukan penghambat laju,
tak usah hiraukan basah celanamu

melewati penyebrangan itu, aku jadi ingat kamu
68 hari bersamamu, aku bahagia
terimakasih,
sekarang aku tau yang namanya rindu,
ketika otak mulai memvisulkan caramu tertawa, bercerita
ketika "aku kangen" yang hanya sekedar draft atau typing.. dan tak kunjung send
dan, ketika kau tak juga menyadari --"
ah, tak kusangka jika rindu harus seperih ini

tapi,
seperih apapun rindu,
jika itu untukmu,
akau akan bertahan

aku, kamu, 
sama-sama tidak tau seberapa panjang jalannya, jalan kita
aku hanya ingin berjalan terus, disampingmu
sebagai storage device jika kamu ingin bercerita
sebagai entertainer app jika kamu berduka
atau bukan sebagai apapun jika kamu tidak menginginkannya
tapi, aku tetap ingin disampingmu

dan,
jika kamu merasa bosan dengan perjalanan ini,
kumohon lihatlah mataku,
sungguh aku menaruh binar ujung jalan ini disana.
jika kau tetap tak menemukannya,
kurasa kau sudah lupa,
bahwa aku pernah menuliskanyya
di telapak tanganmu

seperti perjalanan manis Carl dan Ellie yang i bet every girls want it :D
seperti Nala yang membuat Simba move on dari keterpurukannya
dan,
seperti Jasmine yang merupakan final answer bagi Alladin 
:D

biarlah ada hujan,
kau ingin melihat pelangi, bukan?

aku merapatkan kancing depan jaketku
tapi, ah aku takut petir
oh iya, aku bisa menggenggam tanganmu.


aku hanya ingin berjalan lebih jauh lagi,
bersamamu.

*sambil makan roti boy*

end.
(backsound : train - hey soul sister)
hayo inget film apa. hha!

Selasa, 06 November 2012

Indonesia on Sale (?)

terprovokasi dengan judul di atas? itu tandanya, kamu masih peduli dengan Indonesia. tapi jangan langsung sensi ya, baca dulu aja :)

pasti familiar dong sama statement "Indonesia on Sale" akhir-akhir ini? merasa ada yang kurang? Yap, mungkin lebih lengkapnya, "Indonesian Maids Now on SALE!!!". begitulah bunyi advertisement broschure yang akhir-akhir ini membuat sebagian masyarakat Indonesia berang. khususnya bagi para netizen, yang memang awal berita ini muncul karena gambar yang diunggah di social media. seperti yang telah dilansir oleh VOA Indonesia dalam artikelnya yang berjudul "Migrant Care : Iklan TKI on Sale Tidak Boleh Ditoleransi"  pada tanggal 29 Oktober 2012 lalu, selebaran yang awalnya ditemukan oleh direktur eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah di kawasan Chowkit, Kuala Lumpur, Malaysia dimana kawasan tersebut merupakan lokasi yang sering didatangi para TKI. Selebaran tersebut ditempel di area publik seperti jalan, depan toko/kedai, dll.

TKI on Sale Advertisemnet Broschure

Look at picture above! Pasti tau dong bagaimana bentuk iklannya. Iya, model iklan seperti itu sungguh tak lebih, sama dengan iklan yang ada di mal-mal yang menggelar diskon besar-besaran untuk berbagai item barang seperti baju, tas, sepatu, dan lainnya. Dan itulah yang menyebabkan iklan "TKI on Sale" tersebut menjadi top trending pemberitaan media. tak ayal juga mengundang kecaman dari sebagian masyarakat Indonesia dan beberapa pihak, utamanya yang concern dibidang ketenagakerjaan. bagaimana tidak? iklan tersebut secara gamblang, menyamakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seperti barang dagangan. Iya, seperti zaman perbudakan.

Lalu, salah siapa?
Ketika pertama mendengar beritanya, mungkin kita langsung menjudge salah "perbuatan" negara tetangga dan masih serumpun dengan kita tersebut, karena tidak adanya proses advertisement fit and propertise oleh lembaga yang berwenang sebelum iklan tersebut di-launch di masyarakat. karena pada dasarnya, orang cenderung lebih mudah untuk menyalahkan daripada melakukan self-reflection at once we had a bad condition.
Namun, agaknya kita masih harus berpikir ulang, apakah judgement itu benar mutlak?
ada beberapa kondisi yang terjadi disekitar kita, yang perlu kita pahami.

PERTAMA,
Ada 2 kemungkinan orang dibalik iklan tersebut. Orang ketenagakerjaan kita sendiri atau Malaysian yang ilegal. Mengapa orang ketenagakerjaan kita sendiri? Lumrahnya, orang beriklan tentang produknya sendiri dong, dimana "produk" dalam iklan tersebut adalah TKI. Namun, dilain sisi saya yakin bahwa tidak mungkin ada seorang warga negara yang menjatuhkan martabat negaranya sendiri, seapatis apapun mereka terhadap bangsanya, termasuk warga negara kita. Jadi, kita hilangkan saja kemungkinan itu. Dan ternyata setelah diusut, pelaku dibalik penyebaran iklan tersebut adalah agen tenaga kerja Malaysia yang ilegal. Nah, sekarang yang jadi masalah, mengapa sampai ada TKI yang jatuh ke agen ilegal? Padahal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri telah disebutkan bahwa penempatan TKI pada pengguna, harus melalui mitra usaha (legal) di negara tujuan.

KEDUA,
Bosan dengan pemberitaan media tentang eksploitasi TKI di luar negeri? Wajar. Selama tahun 2009, tercatat 1170 TKI dari 100ribu pekerja domestik lari dari majikan. sebanyak 60% diantaranya bermasalah soal penggajian, dan sisanya masalah kekerasan dan kriminal. Tidak sebanding dengan gelar yang diberikan kepada mereka, sang Pahlawan Devisa. Sebenarnya, gelar Pahlawan Devisa menurut saya hanyalah sebuah gimmick yang dibentuk agar terlihat lebih gagah. Padahal hanya ekspor pembantu.

KETIGA,
Pemerintah Indonesia terlalu sibuk mengecam perbuatan penyebaran "iklan" tersebut dan menganggap bahwa kasus ini merupakan kasus pure kriminal dari warga Malaysia yang tidak bertanggung jawab. Menlu, Marty Natalegawa, menyatakan protes resmi melalui Kedutaan Besar RI untuk Malaysia dan memanggil Dubes Malaysia di Jakarta untuk meminta penjelasan. "Kami menugaskan tim menelusuri alamat pemasang iklan, tetapi alamat itu adalah kedai cukur. Kami masih terus memverifikasi. Bisa jadi ada pihak tak bertanggung jawab, yang sengaja mengedarkan iklan itu" ujar Marty di media harian ibukota pada tanggal 29 Oktober lalu. Pak menteri seolah ingin membangun pemikiran bahwa iklan tersebut bukan dikeluarkan oleh otoritas resmi Malaysia. Iklan itu murni berasal dari pihak ilegal yang tidak bertanggung jawab, yang bertujuan ingin merusak hubungan kenegaraan Indonesia - Malaysia. jika itu terbukti, selesai sudah perkara. Pure kriminal. Bukan dianggap sebagai persepsi publik yang menyebar luas pada masyarakat Malaysia. Betapa rendah mereka memandang TKI kita.

KEEMPAT,
BPS (Biro Pusat Statistik) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2012 tersurvei sebanyak 29.13 juta orang (11.96%). Rendahnya tingkat pendapatan membuat TKI kita rela meninggalkan keluarganya hanya untuk menjadi seorang pembantu di negeri orang, tentu dengan tanpa keinginan mendapat bonus perlakuan kasar secara fisik, mental, maupun seksual. Sementara itu, berita tentang kemajuan Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir memang luar biasa. Hasil kajian Credit Suisse yang dituangkan dalam Global Wealth 2012 menyatakan, dari 155 juta orang dewasa Indonesia saat ini terdapat 104.000 orang kaya dengan total kekayaan diatas US$ 1 juta atau Rp 9M. Pada saat yang sama, 82% dari 1555 juta orang dewasa hidup dengan kekayaan kurang dari US$ 10.000 atau 99 juta per kapita. Mereka dikategorikan miskin. Angka ini jauuh lebih tinggi dari jumlah orang miskin dunia yang mencapai 69% orang dewasa. See that?
Semua indikator ekonomi Indonesia bagus. Tapi, kemajuan ekonomi ini hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Visi pembangunan, "pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment", yang sering dikumandangkan pemerintah belum sungguh membuahkan hasil. Ya, kemajuan sejumlah indikator ekonomi pertumbuhan kelas menengah dan orang kaya yang cukup signifikan, perlu kita apresiasi sebagai prestasi yang membanggakan. Namun, defisit kesejahteraan yang dialami oleh mayoritas anak bangsa sudah sepatutnya lebih mendapatkan perhatian. Pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap kenyataan pahit ini. Seharusnya. Namun agaknya, hal itulah yang malah dilakukan oleh Menkeu, Agus Martowardojo. Menutup mata, mencoba apatis dengan menolak memasukkan indeks gini dalam asumsi RAPBN 2013. Indeks gini adalah indikator untuk mengukur kesenjangan pendapatan (kemerataan kekayaan). Realitas itu tergambar dari Indeks Gini pada tahun 2011 mencapai 0.41. Artinya, 1% penduduk Indonesia menguasai 41% total kekayaan. Angka tersebut merupakan yang tertinggi, setidaknya sejak 1999. Dan bisa dipahami dong mengapa bapak menteri menonak pencantuman tersebut. Ya, sebab itu bisa membuat ekonomi Indonesia terlihat jelek dan tidak merata. Jadi, daripada mengubah strategi pembangunan ke arah yang lebih memeratakan kekayaan nasional, jaaauh lebih mudah untuk tidak memasukkan Indeks Gini dalam RAPBN. Tricky!
Se-tricky calo yang memeras TKI sendiri di bandara Soekarno-Hatta :(

Nothing's too late. Sebelum orang kaya semakin kayaaa, sedangkan kelompok miskin semakin tertinggal. Mumpung belum terlalu terlambat, pemerintah perlu meninjau secara mendasar corak pembangunan Indonesia yang ternyata menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonominya mencapai lebih dari 6%, tidak merata. Karena jika tidak, bisa jadi dalam kurun waktu 15-20 tahun lagi, akan muncul selebaran iklan di masyarakat global yang berbunyi : Indonesia on Sale! Iklan yang bukan lagi mengobral murah TKI kita, melainkan Indonesia sebagai sebuah negara. Terdengar berlebihan? sepertinya tidak.

references :
http://www.voaindonesia.com/content/migrant-care-iklan-tki-on-sale-tidak-boleh-ditoleransi/1535294.html
http://www.metrotvnews.com/read/newsprograms/2012/11/03/14886/121/TKI-on-Sale
http://nasional.kompas.com/read/2012/10/30/04114021/RI.Protes.Iklan.TKI.di.Malaysia
http://www.tempo.co/read/opiniKT/2012/09/19/1932/Kesenjangan-yang-Melebar

Sabtu, 06 Oktober 2012

1st of 4


kamu, dan malam itu
seolah sudah terencana akan seperti itu
padahal kau tau,
sungguh aku lebih memilih menjadi Ms. Pott
dengan Tony Stark dan romantisme rooftopnya
atau Gwen Stacy
dengan pesona heartbreaker dan superheroism Peter Parker
atau bahkan Mawar
dengan romantisme sejuta mawar Marwan

tapi, ternyata mereka semua gak ada
adanya kamu :)

kamu, yang dulu hanya teman sekedar bertemu
kamu, yang guyonannya agak sedikit lucu (tapi keren kok asli sumpa gak peres :D)
kamu, yang kini sedang duduk menungguku
kamu, yang pada akhirnya menyatakannya untuku
terimakasih :)

but personally, i cant understand (yet) whats actually this feeling means
aku hanya merasa nyaman ketika berada disampingmu
interest jika mendengar WA notification tone, dan ternyata itu dari kamu
aku bisa tersenyum hanya dengan mengingatmu
see, tanpa kamu harus melakukan apapun, aku bisa bahagia  

dan pada akhirnya,
aku tidak mau terlalu berpikir sebenarnya apa yang aku rasakan
dan lebih memilih untuk menikmati kebahagiaan itu
as simple as it is

karena aku, bukanlah bagian dari mereka
yang perlu berjuta alasan untuk bahagia


dan kau tau,
aku belum pernah sebahagia ini sebelumnya :)

Selasa, 18 September 2012

Pak Tirjo, sesederhana itu.

" Bagi saya, hidup di desa adalah anugerah yang sangat tak terkira dari Allah SWT. Saya sangat bersyukur"

Berawal dari kewajiban melakukan indepth interview kepada key person yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan sosial, budaya, dan kondisi kesehatan masyarakat Dsn.Pelle, Ds.Sentulan, Kec.Banyuanyar, Kab.Probolinggo, di dusun yang kupastikan antah berantah bagi siapapun pada kunjungan pertamanya. Ragu-ragu aku mengetuk pintu kayu yang menempel pada dinding berplamir seadanya. yang tak lama kemudian, muncullah sesosok pria berusia 80-an berkaos partai dan mengenakan sarung, berpeci, dan, berwajah teduh.

Pak Tirjo
Pak Tirjo, begitulah ia disapa. Tangannya yang sudah mulai berkerut itu terasa bersuhu diatas normal, warmth. Namun begitu, tak mengurangi keramahannya dalam menjamu tamu. Iya, beliau sangat amat welcome kepadaku, yang notabene hanya orang baru. Mungkin jika kita bertanya pada masyarakat urban, sebagian besar dari mereka hanya akan menjawab apa yang kita tanyakan, praktis dan arogan. Namun tak demikian halnya dengan kakek yang baru saja menderita stroke ini. Sembari menjawab pertanyaan dariku, beliau juga banyak bercerita tentang dirinya, keluarganya, dan arti hidup. shareable dan humble.

dengan cucu Billy, Sabily (:
Beliau lahir dari keluarga petani sederhana pada masa kompeni. Memiliki 4 orang anak yang harus berpendidikan lebih baik dan kehidupan lebih layak daripadanya. Baginya, anak-anaknya adalah hidupnya. Membanting tulang bekerja hanya untuk memenuhi cita-citanya, melihat anak-anaknya menjadi manusia yang lebih dari dirinya. Diajarkannya segala hal. Namun baginya, menanamkan mindset bahwa sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi yang lainnya, itu yang terpenting. Dan, terbukti. Kesemua anaknya saat ini telah menjadi orang-orang yang turut berkontribusi meningkatkan status sosial masyarakat disekitarnya. Buk Zumrotin, salah satunya. Menjadi kader posyandu yang tidak digaji itu, sangat sulit jika memang bukan orang yang mempunyai kesadaran sosial yang tinggi. Buk Zum, begitu ia disapa, dengan senang hati mengurusi registerasi, mengukur berat badan dan tinggi badan balita, bahkan sampai PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Ketika ditanya mengapa, ia hanya menjawab "ya, kebetulan saya juga tidak sibuk. Jadi daripada nganggur ya saya manfaatkan buat jadi kader". Betapa ibu Menkes harus sangat berterima kasih kepada orang-orang seperti Buk Zum. Tanpa mereka, program-program kesehatan yang telah ia rancang tak akan ada artinya. Mereka berjabatan struktural paling rendah, namun merupakan faktor penentu keberhasilan program kesehatan.
Begitu pun dengan tiga anak lelaki Pak Tirjo lainnya (yang saya kurang tau namanya). Ketiganya lulusan perguruan tinggi. Anak sulungnya menjadi kepala SDN di Desa Sentulan, yang saat ini juga sedang menempuh program magisternya. Lelaki yang kedua menjadi kepala dusun Pelle. Selain itu, beliau jugalah yang menggagas adanya TPQ di dusun Pelle. Bermula dari keprihatinannya melihat anak-anak yang hanya bermain tanpa ada peningkatan kualitas spiritual. Padahal seperti yang kita tau, modal spritual harus-lah terbuild up sejak dini sebagai pondasi awal. Akhirnya terbentuklah sebuah TPQ yang saat ini sedang mengembangkan sistem membaca kitab kuning untuk anak-anak. Lelaki bungsunya, malah lebih keren lagi. Ia mempunyai stasiun radio yang dapat memberikan informasi sekaligus entertainment, yang ia handle sendiri. Lebih berkontribusi di bidang perkomunikasian misal menjadi MC acara, OC haflah, dll.
Betapa senang ketika ia menceritakan bahwa ia masih diberi kesemapatan untuk melihat keempat anaknya berguna bagi yang lain dan berkehidupan lebih layak darinya.

makan bersama
Dan ketika ditanya, apakah tidak bosan dengan kehidupan didesa yang monoton, Pak Tirjo dengan tegas menjawab, tidak. "kehidupan di desa, tidak sesulit kehidupan di kota. yang penting hari ini bisa makan, sudah. penyakitnya juga tidak aneh-aneh seperti orang kota, paling juga linu, pegal-pegal karena bertani". Sesederhana itu.
.

(gatau kenapa tiba-tiba kangen ayah, dan yak, mello)
PS :
dear, ayahku (mungkin juga ayahmu)
engkau ayah yang selalu mengerti
dan aku anak yang tidak pernah memahami
maaf untuk ini
terima kasih karena selalu menemani
akan kubuat kau bahagia, aku janji 

Rabu, 01 Agustus 2012

PROlens

P r o b o l i n g g o   O n   L e n s
i just snapped several exciting (at least seen) thingy when living in Probolinggo. because every single picture had its own story and say everything.

Theese 5 photos were captured in Kraksaan Townsquare where "Pasar Rakyat" held by Probolinggo local government for celebrating "Hari Koperasi". Fortunately, i was there.
Another TUGU in Probolinggo
this monument placed in Kraksaan Town Square, Probolinggo. this will ensure the flag waved as its pillar. like another town square, many ceremonial celebration held here, Koperasi Wanita day on a couple month ago for example.
Traditional Opening Dance
that ceremonial celebration for Koperasi Wanita day, started by Traditional Opening Dance show. Its actually for keeping our culture alive. because our culture's our identity who really we are. never forget that you are what your mother country made you!
canting
canting, a traditonal batik hand tool from our Indonesia. its used to apply wax in fine dots and lines on a cloth. wherever the waxs applied, cloth resists the next dye bath that its put in.
Batik-ing
Batik Pattern khas Probolinggo
batik manggur, Probolinggo's. a cloth which traditionally made using manual wax-resist dyeing technique. This is traditional batik especially from Probolinggo has notable meanings rooted to the Maduranese conceptualization of the universe. traditional colours include RGB, Red Green Blue, which represent the spirit of the maduranese. tis batik have its own unique pattern. Manggur means, MANGga angGUR. but actually the pattern's normally take themes from everyday lives, incorporating patterns such as flower and fruits. it means that Probolinggo pridelands's good in farming that could make their citizen's prosperous and safe.


Sabtu, 12 Mei 2012

van Dongen dan Inspirasi "Rampokan"nya

Rampokan Java, 2004

Merasa familiar dengan detil background setting komik tersebut? Coba lihat becak dan supirnya, model rumahnya, design gerobak pedagangnya, atmosfirnya, semuanya. Iya, itu disini, di Indonesia. Tapi, kok berbahasa belanda?
Aku mengenalnya sekitar 5 tahun silam, tepatnya ketika aku baru saja duduk di bangku SMA, dan masih belajar sejarah. Adalah Peter van Dongen. Sungguh, aku tidak sengaja mengenalnya melalui media maha informasi ini ketika guru sejarahku memberi tugas tentang gambaran kehidupan masyarakat pasca kemerdekaan. Tiba-tiba saja satu klik itu membawaku memasuki page yang berjudul "Rampokan Java". Satu komik (tepatnya novel grafis) sejarah mengenai Indonesia pasca kemerdekaan yang dibuat oleh Peter van Dongen. WOW! Kupikir, ini dibuat oleh komikus Indonesia karena visualisasi garis - garis hitam lugas background lingkungan sekelilingnya tergambar dengan jelas dan detil sehingga memberi informasi sejarah yang mengesankan tentang Indonesia saat itu. Ternyata ini dibuat oleh komikus kawakan berkebangsaan Belanda, bahkan hingga diterbitkan sebagai serial komik dalam sisipan PS di harian Het Parool sejak 14 Juli 1998. Can you imagine? Cerita sejarah bangsa kita dimuat di harian Bangsa lain. Di media harian kita? NOT (yet).
Ya, Belanda adalah salah satu negeri komik terpenting di Eropa Barat, bahkan dunia. Melahirkan komikus hebat seperti Martin Lodewijk Hans G. Kresse, Peter de Smet, dan Peter van Dongen. Kenapa hebat? Selalu komik-komik tersebut memvisualkan atmosfir lingkungan yang hampir sama dengan aslinya dengan coretan garis hitam lugas nan detil. van Dongen misalnya, jangan mengira pembuatan komik Rampokan Java tersebut karena van Dongen telah hidup berpuluh tahun di Indonesia, sehingga komiknya hampir mendekati akurat dengan berbagai kebiasaan lokal masyarakat kita. Tidak, ia belum pernah sekalipun tinggal atau bahakan menginjakkan kaki di Indonesia selama proses pengerjaan komik. van Dongen hanya memvisualkan cerita-cerita ibunya yang seorang warga Sulawesi, ditambah dengan literatur dan foto-foto tua yang didapatnya di Museum Tropis Amsterdam. Tentu dibutuhkan proses kreatif yang super untuk memvisualkan apa yang tidak pernah ia alami menjadi gubahan gambar yang detil dan hampir mendekati akurat.
Setertarik itukah Belanda dengan Indonesia hingga sejarahnya dimuat di harian lokal setempat?
Ingat dengan ungkapan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya"? Mungkin ungkapan klasik itulah yang dipegang teguh oleh masyarakat Belanda. Sering kali kita lupa bahwa sejarah begitu penting bagi perjalanan suatu bangsa. Melalui sejarah, kita belajar menghargai tetes darah dan keringat pendahulu untuk apa yang kita nikmati saat ini. Bentuk apresiasi terhadap sejarah, adalah bagaimana kita memelihara benda-benda peninggalan sejarah, dan membungkus kisah-kisah masa lampau tersebut dalam kemasan yang dapat dinikmati oleh generasi kini, dengan pendekatan kekinian juga. Belanda, begitu cantik dengan bangunan-bangunan bersejarah, dan juga museum yang tersebar di seluruh penjuru kota. Belanda juga menyimpan begitu banyak bukti sejarah otentik dari negara yang pernah disinggahinya. Apalagi, kini telah ditetapkan Modernisering monumentenzorg/MoMo yaitu peraturan modernisasi perawatan monumen. Dengannya, dimungkinkan lingkungan disekitar monumen juga ikut dilindungi (bukan hanya monumennya saja). Pemandangan, kanal, dan tanggul-tanggul sekitar monumen dianggap sebagai warisan kebudayaan yang sangat berharga. Mungkin harusnya, Belanda tak hanya dijuluki sebagai The Fourth World Happiness Report karena kesejahteraan masyarakatnya, Best International Venue karena kehebatan aristekturnya. Tapi juga Most Historic Preservation Effort untuk upaya pelestarian barang bersejarah.
Historic Holland

references :
http://www.ruangbaca.com/buku_bulan_ini/?action=b3Blbg==&id=MTE=.&when=MjAwNTA3MjE=
http://www.nederlandsindie.com/hollandse-waterlinie-dijadikan-monumen/

Kamis, 15 Maret 2012

irwan, the high achiever

Irwan kalo udah gede pengen jadi apa?
aku pengen jadi fotografer

Sepenggal prolog percakapan itulah yang membuatku tertarik dengan anak ini. Namanya Irwan. Ah, aku lupa menanyakan nama panjangnya. Oke, mungkin bukan hanya karena aku lupa tapi juga karena serentetan aktivitas yang membuatnya tak betah duduk disampingku. Iya, dia super-duper-hyperaktif-SEKALI.




Asiik. Akhirnya dia duduk disampingku. Waktu itu, hari terakhirku, dan teman-teman ber-KKN di Desa Batokan, desa dengan sentra industri kerajinan kayunya, desa yang dekat Cepu dan Taman "Seribu" Lampu. Irwan menyentuh kamera Canon EOS 1000D yang semula ada ditanganku. Aku tersenyum, lalu mengajarkannya bagaimana cara memegang dan mengambil gambar menggunakan kamera itu. Irwan pun langsung mencobanya. Bahagia sekali dia. Sungguh! Dia kembali ke pangkuanku sambil memperlihatkan hasil jepretannya. "Irwan kalo gede pengen jadi apa?", tanyaku. "Aku pengen jadi fotografer", jawabnya. Aku terpaku. In my whole life, baru kali ini ada anak TK jawab pertanyaan cita-cita selain dokter dan polisi. Dan itulah mengapa aku sangat setuju dengan adanya kelas inspirasi bapak Anies Baswedan yang memperkenalkan beberapa pekerjaan (selain dokter&polisi) kepada siswa SD. Lalu kutanya lagi, "Irwan gak pengen jadi dokter?". "mmmm.. iya, pengen". "Trus mau jadi apalagi?". "mmm.. jadi polisi juga". Aku pun tertawa. Entah menertawakan Irwan dg triple role nya, atau menertawakan aku yang sampai saat ini masih ragu untuk bermimpi terlalu tinggi. Semakin tua, semakin takut jatuh. Itulah mengapa lutut kita saat ini sungguh "mulus", tanpa luka ataupun plester. Aku teringat, aku pun dulu seperti Irwan. Bercita-cita menjadi dokter yang parttime jadi arsitek. Alasanku, simple saja. Dokter, pekerjaan yang dapet duit banyak. Arsitek, dari duit banyak itu aku bikin jadi rumah yang kuarsiteki sendiri. Thats all. Dan, mungkin kuakui, Irwan lebih keren karena ada tambahan pengen jadi fotografer. Entah mengapa pekerjaan fotografer itu keren. ya, keren aja gitu hhe. Ketuaan dan segala pengetahuan yang aku miliki saat ini membuatku semakin berfikir dengan risiko yang akan ditanggung setelah melakukan suatu hal. Penuh pertimbangan, dan ah, akhirnya play save. Payah! Irwan dong, aku pengen ya aku kejar. Jatoh? Khan bisa diplester (:



aaaand, here we go. Batokan Undercover Stories. enjoy (: